Jumat, 24 Juni 2011

Puisi-puisi Amanah


Cerita hitam
22.30…
Sebuah sketsa hadir dengan wajah abu-abu
Setumpuk cerita pun kembali menyatu
Menari dan mengelabuhi pikiran yang tenang di ujung malam
Senyumku terkulum di pertengahan jalan menuju sadar
Ingin kupisahkan pertengkaran minyak dan air
Yang tak pernah bisa menyatu
Namun semua sia-sia
Kulempar dengki bersama krikil benci 
Ke jurang neraka yang tak pernah mati
Tapi,
Harap-harap cemas yang telah menghias hati
Kini…
Kucuba melukis senyum di wajah yang mati
Berharap mujizat menerpa hariku yang sepi


Hilang
Awan senja mulai meraba
Tinggalkan puing kenangan
Aku remuk tak berwujud
Hingga angin tak mengenaliku
Kuterbang bersama puing ragaku
Terus, terus…
Jauh, jauh…
Entah dimana
Kini aku hilang
Sirna bersama dedebuan
Okteber  2009



Singgasana Kata
Sudut kamar yang bisu
Aku merenung
Biarkan imajinasi dan kata berkeliaran
Mencari persinggahan
Butir gerimis yang jatuh di helai daun rumput
Beriku inspirasi yang sukar tuk dijemput
Dering pesan yang berteriak
Musnahkan kata dalam kotak
Huruf perhuruf kurajut
Frasa demi frasa kusambut
Hingga klausa terbentuk
Tapi…
Kalimat tak terwujud
Hanya menjadi sebuah angan dalam goa fikirku
dan tak pernah mencair menjadi sungai-sungai
yang mengalir menuju singgasana kata
Mei  2010



Abu-abu
Di kerontang mala mini
Hadir wajah dengan sketsa yang abu-abu
Kucoba merangkai dengan ingatan yang suram
Sungguh sukar kuterapkan
Semestinya ini tak terjadi
Senyum mengembang di manisnya perjumpaan
Kekaguman hadir dalam remang pertemuan
Ingin kuungkapkan, namun tak mungkin
Ini tak abadi
Cinta yang terlarang
Juni  2010





0 komentar: